Talkshow DNA of A Business: Bagaimana Mengenal DNA Bisnis Anda

analisamedan.com -Tiga pelaku bisnis, Hansen Teo dari ET-45, Darmin, SE, MBA merupakan Penasehat Investasi Pemegang Rekor Muri dan Tan Ek Gie seorang Founder of Proactive Managemen Services dipandumoderator oleh Herman Tristianto (EO Top Medan) berkaloborasi dalam Talkshow DNA of A Business di B&G Tower Lt. 3, Selasa 30 September 2025.
Pembicara pertama Darmin, SE, MBA memaparkan DNA Bisnis terdiri 5 komponen yakni : Nilai yang sakral, Visi, Tujuan merupakan 3 fondasi dalam menyusun komponen ke 4 strategi bisnis, dan pencapaian tujuan strategi bisnis ini dipengaruhi oleh komponen ke 5 Budaya Perusahaan.
DNA Bisnis menunjukkan identitas dan keaslian, arah strategis, perilaku dan evolusi, kelincahan, serta menentukan keberlanjutan bisnis jangka panjang.
Merujuk Harvard Business Review kata Darmin, DNA Bisnis mendefinisikan keunikan perusahaan dan membantunya bertindak dengan autentik. Sedangkan arah strategis DNA Bisnis menetapkan batasan tentang apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh sebuah bisnis, memandu jalannya menuju kesuksesan.
Untuk perilaku dan evolusi, DNA Bisnis membentuk apakah perusahaan agresif atau menghindari risiko, inovatif atau konvensional. Kelincahan, pemahaman yang jelas tentang DNA-nya membantu bisnis tetap tangkas dan adaptif di dunia yang dinamis. Dan keberlanjutan jangka panjang maksudnya DNA yang terdefinisi dengan baik memberikan fondasi yang stabil, yang berkontribusi pada harapan hidup perusahaan yang lebih panjang.
Darmin menjelaskan ada tujuh profil DNA organisasi yakni organisasi yang tangguh, organisasi yang tepat waktu, organisasi militer, organisasi yang pasif agresif, organisasi yang Fits and Starts (organisasi yang berisi profesional pintar saat didirikan tapi tidak ada kerjasama yang baik), organisasi yang terlalu besar, dan manajemen yang berlebihan.
"Dari ke-tujuh organisasi DNA, mana yang paling dominan pada diri Anda," tanyanya.
Organisasi yang tangguh kata Darmin cukup fleksibel untuk beradaptasi dengan cepat terhadap pergeseran pasar eksternal, namun tetap fokus dan selaras dengan strategi bisnis yang koheren.
Untuk organisasi yang tepat waktu biasanya tidak konsisten dalam mempersiapkan perubahan, tetapi dapat berubah dengan cepat jika diperlukan, tanpa melupakan gambaran besarnya.
Organisasi militer seringkali digerakkan oleh tim senior yang kecil dan terlibat, keberhasilannya terutama berkat kemauan dan visi para pemimpinnya. Organisasi pasif agresif biasanya ramah dan tampak bebas konflik, organisasi ini mudah membangun konsensus, tetapi kesulitan mengimplementasikan rencana yang telah disepakati.
Organisasi Fits and Starts berisi banyak orang yang cerdas, termotivasi, dan berbakat, yang jarang bergerak ke arah yang sama pada waktu yang sama. Organisasi yang terlalu besar untuk dikendalikan secara efektif oleh tim kecil, tetapi belum mendemokratisasi wewenang pengambilan keputusan. Manajemen berlebihan berbagai lapisan manajemen menciptakan kelumpuhan analisis dalam lingkungan yang seringkali birokratis dan sangat politis.
Sedangkan pembicara kedua Hansen Teo membahas DNA Bisnis dari integritas kreatifitas fasilitas.
Menurutnya kreatifitas sangat penting dalam DNA bisnis. Banyak identitas suatu negara lain dengan kreatifitas yang dimiliki diadopsi dan dikemas menjadi sesuatu yang menarik.
Ia mencontohkan gelombang korean hallyu yang mampu menular di seluruh dunia. Begitu juga film-film seperti Kung Fu Panda berasal dari Amerika Serikat, diproduksi oleh Dream Works Animation. Meskipun demikian, waralaba ini berlatar di sebuah versi Tiongkok kuno yang dihuni oleh hewan antropomorfik dan dipengaruhi oleh budaya serta seni bela diri Tiongkok, seperti kung fu. Itu artinya dengan kreatifitas yang dimiliki Amerika Serikat mampu mengadopsi bela diri dari Tiongkok menjadi bisnis yang memberikan keuntungan besar. Dan masih banyak lainnya.
Pembicara ketiga Tan Ek Gie menyebutkan DNA adalah metafora yang menggambarkan identitas, nilai-nilai dan budaya sebuah perusahaan. Menurutnya DNA Bisnis memengaruhi strategi dan operasional bisnis, gaya manajemen dan kepemimpinan hingga pengambilan keputusan.
"Pertanyaannya mana yang lebih dahulu nilai-nilai perusahaan atau budaya perusahaan," tanyanya.