Jambore Pramuka di Thailand Usai, Ini Kenangan Peserta

Sugiatmo - Jumat, 01 November 2024 06:32 WIB
Jambore Pramuka di Thailand Usai, Ini Kenangan Peserta
analisamedan/sugiatmo
Peserta "2nd Islamic Private School International Scout Camp", diselenggarakan di Perkemahan Sementara Pantai Vasukri, Desa Taluban, Kecamatan Saiburi, Provinsi Pattani, Thailand.

analisamedan.com - Jambore Pramuka di Thailand sudah usai pada 29 Oktober 2024. Kegiatan Pramuka Sekolah Swasta Islam Internasional ke 2 yang dikemas dengan tajuk "2nd Islamic Private School International Scout Camp", diselenggarakan di Perkemahan Sementara Pantai Vasukri, Desa Taluban, Kecamatan Saiburi, Provinsi Pattani, Thailand.

Berakhirnya kegiatan ditandai dengan upacara penutupan dipimpin Asisten Dr Worawit Baru yang juga Wakil Ketua Parlemen.

Kegiatan ini diikuti anggota Pramuka Penggalang dan Penegak dari tiga negara yakni, Indonesia, Malaysia dan Thailand. Hampir 2000 orang anggota Pramuka ini melebur dalam satu kegiatan yang telah disiapkan oleh panitia.

Acara ini diadakan sebagai wadah untuk mempromosikan persatuan, kerja sama, dan pertukaran budaya antarpramuka Muslim di tingkat internasional.

Beribu kenangan tersulam dalam sanubari yang tak akan terlupakan. Baik suka dan duka selama berkegiatan akan menjadi bekal bagi pribadi untuk menatap masa depan.

Walau berbeda bahasa dan budaya, ribuan anggota Pramuka itu disatukan dengan ikatan tali persaudaraan dan kebersamaan.

Berikut pernyataan peserta "2nd Islamic Private School International Scout Camp" utusan Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Medan:


"Cukup dikenang untuk tidak diulang". Itulah komentar yang disampaikan MS Bimantara Sitepu.

Menurut pria yang akrab disapa Bima, selama kegiatan begitu banyak kesan yang selama mengikuti kegiatan. Terjalinnya persahabatan dari dua negara yakni Thailand dan Malaysia.

Kenangan indah itu tak akan dilupakan dengan saling tukar cendera mata sebagai pengikat hati untuk mempererat tali pesaudaraan.

Bima mengakui rintangan terberat adalah ketika bumi perkemahan diguyur hujan. Tenda putra dan putri asal Indonesia khususnya dari Kwarcab Medan tergenang banjir.

"Disinilah ujian itu datang. Peserta ditantang untuk menyelesaikan persoalan,".

Menurut Bima, ujian itu terasa berat karena kejadian terjadi dihari pertama berkegiatan. Dimana sesama peserta belum saling kenal. Persoalan diatasi masing-masing.

Akibat tenda terendam banjir peserta dievakuasi ke sekolah terdekat. "Entahlah, pokoknya berat kali tantangan itu," aku Bima.

Tapi, lanjut Bima, duka itu sirna tatkala persaudaraan mulai terbangun sesama peserta Jambore. Muncul rasa saling tolong menolong, bahu membahu untuk bersama-sama mengatasi masalah.

"Inilah pengalaman yang mengasikkan. Mental yang kuat harus disiapkan dalam mengikuti perkemahan," ujar Bima yang masih duduk di kelas XII kedinasan SMA Unggulan Al Azhar Medan.


"Persaudaraan dibangun atas nama Pramuka". Itulah komentar Marvel Gabriel Lubis.

Menurutnya, kegiatan yang membosankan hanya dihari pertama. Tapi memasuki hari kedua semua kegiatan mengasikkan dan menyenangkan.

Alasannya, ujar Marvel, banyak teman yang kenal dan makin akrab. Apalagi saat terjadi hujan yang mengakibatkan tenda terendam banjir.

"Hanya ego pribadi yang terbangun. Ini karena kami belum saling kenal," ujar Marvel.

Namun, ketika kami sudah saling kenal, persaudaran dan persatuan itu mulai terbangun. Sehingga tidak ada kata "sulit".

Persoalan makan tidak menjadi keluhan karena distribusi makanan dan minuman tidak pernah terlambat. "Hampir tiap hari makan ayam dan daging. Sampai bosan," ujar Marvel.

Marvel yang baru sekali mengikuti kegiatan internasional ini mengaku sangat berkesan. "Persaudaraan dibangun atas nama Pramuka" ujarnya.

Pengalaman itu takkan terucapkan dengan kata-kata. Sulit rasanya untuk diungkapkan, namun dapat dirasakan untuk selama-lamanya.

"Inilah pengalaman yang sangat berharga. Semua kegiatan menjunjung tinggi kebersamaan tanpa membedakan suku, bangsa, budaya dan agama", tutup Marvel.

Selain peserta, penulis juga merangkum ungkapan mewakili pembina pendamping.


Kak Dewi Sartika Sitepu berpendapat, Kegiatan "2nd Islamic Private School International Scout Camp" ini adalah kegiatan yang memacu semangat dan kebersamaan.

"Hendaknya kegiatan ini tidak hanya sampai di sini dan berlanjut," katanya.

"Saya kagum melihat peserta, karena mampu berkomunikasi dengan anggota Pramuka dari negara yang berbeda. Sehingga terjalin persaudaraan".

Persaudaran itu benar-benar terjalin erat antar negara dikegiatan "2nd Islamic Private School International Scout Camp" ini.

"Yang sangat berkesan bagi saya adalah peserta selalu diingatkan untuk tidak meninggalkan solat berjemaah. Peserta antar negara ini berdiri dalam satu barisan untuk melaksanakan solat berjemaah di setiap waktu," kata Kak Dewi.

Artinya, melalui solat berjemaah ini mendidik peserta untuk disiplin dan persatuan antar bangsa.

Dari segi makanan, panitia tidak pernah terlambat untuk menyiapkannya. Panitia selalu sigap untuk mengatasi masalah yang terjadi sekecil apapun masalah itu.

Pengalaman ini bisa kita tularkan di tanah air saat menggelar kegiatan kepramukaan.

Kak Dewi berpendapat, walaupun kegiatan mengusung tema Islam, namun pada prinsipnya semua rangkaian acaranya bersifat universal dan nasional.

"Walau panitianya islami namun kegiatannya internasional," tutupnya.

Editor
: Sugiatmo
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru