Pesantren Abu Al-Fatih Prioritaskan Generasi Emas Berakhlak Karimah
El-Khair - Senin, 15 Juli 2024 22:16 WIB
SANTRI BARU : Suasana penyambutan santri baru di Pondok Pesantren Abu Al-Fatih Galang, Deliserdang.
analisamedan.com -Keberadaan pondok Pesantren Abu Al-Fatih yang didirikan tahun 2023 berbasis salafiah mengutamakan pendidikannya dalam melahirkan generasi emas berakhlak karimah (mulia). Karena itu, setiap tahun kuota santri hanya 15 orang guna memokuskan proses belajar dan mengajarnya.
Hal itu ditegaskan Ketua Yayasan Pondok Pesantren Abu Al-Fatih Kiai H Ferry Saptadiputra dalam acara penyambutan santri baru tahun ajaran 2024-2025 di Desa Galang Suka, Kecamatan Galang, Kabupaten Deliserdang, Minggu, 14/7).
Pesantren Abu Al-Fatih saat ini berorientasi kepada kualitas bukan kuantitas sehingga setiap tahunnya tetap membatasi kuota santri hanya 15 anak untuk dididik. Dengan terbatasnya kuota untuk santri tersebut, diiharapkan proses pembentukan kualitasnya baik sehingga targetnya dapat dicapai.
Ferry juga menuturkan, pesantren Abu Al-Fatih cenderung mengajarkan santrinya dapat memahami ilmu agama dengan baik berbasis kitab kuning sehingga ke depan, tamatan dari pesantren tersebut bisa memahami ilmu agama bersumber dari kitab-kitab yang diajarkan ulama.
"Mereka bisa membaca, memahami dan targetnya menyampaikan ilmu ini ke tengah-tengah masyarakat," jelas Ferry.
Lebih lanjut dipaparkannya, saat ini kemampuan bisa membaca kitab kuning sangat langka. Padahal, kitab-kitab itu merupakan dasar orisinil dari ilmu-imu agama yang diajarkan para ulama berpaham ahlu sunnah wal jemaah (Aswaja) yang menjadi benteng dari pemahaman 'nyeleneh' saat ini banyak viral.
"Pesantren Abu Al Fatih mengambil inisiatif dengan mengajarkan kitab kuning untuk para santrinya sehingga ilmu-ilmu ulama tetap lestari dan membentengi akidah aswaja yang bukan paham nyeleneh kayak banyak viral seperti sekarang ini," ungkapnya.
Percayakan Anak
Sementara Wawan mewakili wali santri baru mengatakan, mereka menitipkan dan memercayakan anak-anak untuk dididik di Pesantren Abu Al-Fatih yang diharapkan menjadi generasi-generasi emas Islam berakhlak karimah.
Melihat situasi lingkungan anak-anak saat ini dengan hiruk-pikuk jauhnya dari nilai-nilai akhlak karimah, maka pesantren menjadi altenatif utama dalam membentuk karakter anak berbasis akhlak karimah lewat bimbingan 24 jam penuh di pesantren Abu Al-Fatih.
"Kami para orang tua santri menyerahkan sepenuhnya anak-anak kami kepada pihak pesantren untuk diajarkan terutama ilmu agama dan memiliki akhlak karimah," ucap Wawan.
Para orang tua santri juga siap bekerja sama dalam memajukan pesantren Abu Al-Fatih yang dinilai cukup langka sebagai lembaga pendidikan dengan pembatasan jumlah santri dan diyakini menjadikan kualitas sebagai prioritas terutama akhlak karimah.
Penyambutan santri baru turut dimeriahkan dengan penampilan hadroh Pesantren Abu Al Fatih dan pembacaam nazhom alfiah serta dihadiri tokoh agama juga masyarakat sekitar Pondok Pesantren termasuk para orang tua santri.
Hal itu ditegaskan Ketua Yayasan Pondok Pesantren Abu Al-Fatih Kiai H Ferry Saptadiputra dalam acara penyambutan santri baru tahun ajaran 2024-2025 di Desa Galang Suka, Kecamatan Galang, Kabupaten Deliserdang, Minggu, 14/7).
Pesantren Abu Al-Fatih saat ini berorientasi kepada kualitas bukan kuantitas sehingga setiap tahunnya tetap membatasi kuota santri hanya 15 anak untuk dididik. Dengan terbatasnya kuota untuk santri tersebut, diiharapkan proses pembentukan kualitasnya baik sehingga targetnya dapat dicapai.
Ferry juga menuturkan, pesantren Abu Al-Fatih cenderung mengajarkan santrinya dapat memahami ilmu agama dengan baik berbasis kitab kuning sehingga ke depan, tamatan dari pesantren tersebut bisa memahami ilmu agama bersumber dari kitab-kitab yang diajarkan ulama.
"Mereka bisa membaca, memahami dan targetnya menyampaikan ilmu ini ke tengah-tengah masyarakat," jelas Ferry.
Lebih lanjut dipaparkannya, saat ini kemampuan bisa membaca kitab kuning sangat langka. Padahal, kitab-kitab itu merupakan dasar orisinil dari ilmu-imu agama yang diajarkan para ulama berpaham ahlu sunnah wal jemaah (Aswaja) yang menjadi benteng dari pemahaman 'nyeleneh' saat ini banyak viral.
"Pesantren Abu Al Fatih mengambil inisiatif dengan mengajarkan kitab kuning untuk para santrinya sehingga ilmu-ilmu ulama tetap lestari dan membentengi akidah aswaja yang bukan paham nyeleneh kayak banyak viral seperti sekarang ini," ungkapnya.
Percayakan Anak
Sementara Wawan mewakili wali santri baru mengatakan, mereka menitipkan dan memercayakan anak-anak untuk dididik di Pesantren Abu Al-Fatih yang diharapkan menjadi generasi-generasi emas Islam berakhlak karimah.
Melihat situasi lingkungan anak-anak saat ini dengan hiruk-pikuk jauhnya dari nilai-nilai akhlak karimah, maka pesantren menjadi altenatif utama dalam membentuk karakter anak berbasis akhlak karimah lewat bimbingan 24 jam penuh di pesantren Abu Al-Fatih.
"Kami para orang tua santri menyerahkan sepenuhnya anak-anak kami kepada pihak pesantren untuk diajarkan terutama ilmu agama dan memiliki akhlak karimah," ucap Wawan.
Para orang tua santri juga siap bekerja sama dalam memajukan pesantren Abu Al-Fatih yang dinilai cukup langka sebagai lembaga pendidikan dengan pembatasan jumlah santri dan diyakini menjadikan kualitas sebagai prioritas terutama akhlak karimah.
Penyambutan santri baru turut dimeriahkan dengan penampilan hadroh Pesantren Abu Al Fatih dan pembacaam nazhom alfiah serta dihadiri tokoh agama juga masyarakat sekitar Pondok Pesantren termasuk para orang tua santri.
Editor
: Sugiatmo
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Pesantren Abu Al-Fatih Gelar Istigosah dan Ceramah Wawasan Kebangsaan
Kiai Ferry Saptadiputra : Lindungi Anak dengan Akhlak Karimah
Fraksi Demokrat DPRD Medan Minta Pemko Persiapkan Generasi Emas 2045
Pemko Medan Diminta Persiapkan Generasi Emas 2045
Komentar