Tolak Politik Dinasti di Deliserdang Mulai Bergema

Sugiatmo - Jumat, 14 Juni 2024 02:28 WIB
Tolak Politik Dinasti di Deliserdang Mulai Bergema
analisamedan.com/air
Sawaluddin Lubis

analisamedan.com - Meski politik dinasti tidak salah dan sah secara aturan serta menjadi hak setiap warga negara, namun suara-suara menolak praktik ini di Kabupaten Deliserdang mulai bergema. Politik dinasti dianggap sebagai bentuk rasa haus dan keserakahan terhadap kekuasaan.

"Kami menolak politik dinasti ini di Kabupaten Deliserdang," ungkap tokoh pemuda Deliserdang Sawaluddin Lubis kepada analisamedan.com, Kamis (13/6).

Menurut Sawaluddin, Deliserdang sudah harus mengarah kepada perubahan yang sesungguhnya dan mengakar kepada upaya menyejahterakan rakyat. Deliserdang dengan segala potensnya, seharusnya sudah maju dan masyarakatnya sejahtera.

Dalam kurun waktu 20 tahun Deliserdang dikuasai dinasti, dampak peluang ke arah Deliserdang lebih baik tidak bisa terwujud seutuhnya karena konsep gaya kepemimpinannya tetap hanya memberikan peluang kepada pihak-pihak dalam lingkaran kekuasaan saja.




"Dalam waktu 20 tahun ini dikuasai dinasti, apa yang sudah dilakukan keluarga Tambunan untuk Deliserdang ? Nggak ada," tegas Sawaluddin yang juga Ketua Komunitas Warga Pencinta Deliserdang (KWPDS).

Secara terang-terangan mantan Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama IPNU) Deliserdang dan Ketua Ansor Kecamatan Lubukpakam ini menyebutkan politik dinasti yang dimaksudnya tertuju kepada keluarga Tambunan yang selama 20 tahun memimpin Deliserdang sebagai bupati.

Diketahui bahwa mantan Bupati Deliserdang Amri Tambunan menduduki kekuasaan selama 2 periode atau 10 tahun. Setelah itu adik kandungnya Ashari Tambunan juga mengulang sukses abangnya dengan menjabat Bupati Deliserdang 2 periode bahkan kini terpilih duduk di kursi DPR RI melalui Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada pileg 14 Pebruari 2024 lalu.

Dan saat ini, jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Deliserdang, dr Asri Ludin Tambunan yang merupakan anak kandung Amri Tambunan sudah menyatakan dirinya secara terbuka akan maju dengan mendaftar sebagai bakal calon bupati hampir pada semua partai politik pemilik kursi di legislatif Deliserdang.

Sudah Jenuh


Sawaluddin mengakui, secara aturan tidak salah politik dinasti dilakukan. Namun harus ada logika berpikir dan moralitas yang dipegang menjadi dasar. Sejak 20 tahun terakhir, keberhasilan apa yang sudah dibuat untuk menyejahterakan masayarakat.

Banyak permasalahan di Deliserdang yang tidak kunjung selesai. Mulai dari masalah sengketa tanah garapan, buruh, peningkatan ekonomi pelaku UMKM, petani yang terkendala dengan masalah mendasar, anggaran setiap tahun mengalami defisit dan lain sebagainya.

Saat ini saja, kepemimpinan Ashari Tambunan meninggalkan masalah terkait dana pembangunan senilai Rp172 miliar di tiga dinas yakni Perkim, Cipta Karya dan PU yang belum dibayarkan kepada para rekanan pemborong.

Bahkan Sawaluddin menyinggung masalah swakelola yang dulu menjadi kunci keberhasilan pembangunan Deliserdang sampai kini menjadi 'dosa warisan' tanpa ada solusi. Bahkan banyak pemborong sudah meninggal dunia meninggalkan banyak masalah termasuk utang.

"Yang jelas kita sudah jenuh. Masyarakat Deliserdang sudah muak. Kalau ditanya alasannya, selama 20 tahun kepemimpinan keluarga Tambunan, apa sih yang sudah dibangun di Deliserdang," ucapnya dengan nada tanya.

Kalau pun ada semacam keberhasilan infrastruktur yang selalu dielu-elukan, itu hal biasa dan bukan prestasi. Sebab pembangunan itu sendiri karena memang ada dana yang dianggarkan. Namun apakah pembangunannya murni dan mutlak berdampak untuk kebutuhan dan kesejahteraan rakyat.

"Kalau hanya membangun jalan dan gedung yang ada dananya, siapa pun bisa melaksanakanya. Rakyat Deliserdang bisa kalau dananya ada. Tapi semestinya ada inovasi dan kreasi pembangunan dengan tidak hanya mengandalkan APBD," terangnya

Secara moralitas, kalau sudah diberikan masa 20 tahun tidak mampu memimpin, sebaiknya jangan lagi berhasrat untuk duduk kembali di kursi kekuasaan. Deliserdang harus punya semangat perubahan untuk maju dan sejahtera.

Sekali lagI Sawaluddin mengakui, meski politik dinasti tidak salah dan akan banyak pihak-pihak yang masih 'nyaman' bersama kekuasaan dinasti akan mendukung, gerakan tolak politik dinasti di Deliserdang akan tetap diguangkannya.

"Masyarakat Deliserdang harus sudah berpikir logis dan belajar dari keadaan untuk berani melangkah bersama menuju perubahan lebih baik ke depan. Majunya Deliserdang dan sejahteranya kehidupan, sangat bergantung dengan masyarakat sendiri, tandasnya.(air)


Editor
: Sugiatmo
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru